Wednesday, 23 March 2011
Behel untuk kesehatan dan bukan trend!
Haduhh saya jadi geleng-geleng sendiri waktu ngeliat ada temen di salah satu Social Networking yang mengupload bukti transaksi yang difotonya dan di tag kepada seseorang untuk memasang behel.
Kawat gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah behel sudah
jauh dari manfaat yang sesungguhnya yaitu untuk merapihkan gigi serta
memperbaiki suatu ketidakaturan pada gigi seseorang. Jika dahulu orang
yang memakai behel dianggap kuno, cupu, ga gaul. Sekarang malah berbalik
arah. Masyarakat, khususnya anak muda, pemakaian behel adalah suatu hal
yang wajib bagi kalangan kelas atas. Kelas atas seperti apakah yang
dimaksud? Mungkin dari segi ekonomi atau derajat seseorang. Seseorang
yang memakai behel adalah mereka yang gaul, kaya, dan terpandang. Dan
menurut saya, ini suatu hal yang tidak wajar karena masih banyak
orang-orang yang ingin memakai behel demi alasan kesehatan giginya.
Mereka mungkin ingin merapihkan giginya yang tidak teratur. Bukan karena
mengikuti trend saat ini.
Yang
lebih aneh lagi, sekarang harga behel yang mendadak turun bak kacang
goreng. Tidak perlu datang ke dokter gigi spesialis Orthodontic
melainkan ke ahli gigi yang semakin menjamur gara-gara trend behel saat
ini. Yang saya baca dari sebuah blog, jangankan ahli gigi, seorang
dokter gigi tidak serta merta dapat melakukan praktek kedokteran secara
asal-asalan dan terang-terangan. Harus yang benar-benar specialist Orthodontic saja
yang boleh melakukan pemasangan behel. Selain itu ia harus mengantongi
surat izin sebelumnya. Yah, pemasangan behel tidak boleh sembarangan!
Sedikit
berbagi pengalaman. Saya adalah seorang pemakai behel sejak November
2010. Tujuan saya adalah untuk merapihkan rahang gigi bagian atas agar
sejajar dengan rahang bawah. Sebelum memutuskan untuk memakai behel,
saya meminta pendapat orang tua dan sahabat-sahabat terdekat saya.
Alhamdulillah, baik orang tua maupun sahabat-sahabat saya sependapat
agar saya memakai behel. Selanjutnya, saya kemudian berkonsultasi dengan
dokter gigi specialist Orthodontic di salah satu Rumah Sakit di
Bandung, yang saya dapat dari rekomendasi teman saya. Sebelum
benar-benar memasang behel, saya harus menjalani beberapa pemeriksaan
dan perawatan terlebih dahulu. Yang pertama yaitu pemeriksaan
radiologi/ronsen pada kepala saya untuk melihat bentuk dan kondisi gigi
saya. Kemudian dokter menaruh semacam pasta gigi yang diolesi diseluruh
bagian gigi saya (saya ga tau namanya apa, yang tercium oleh saya
seperti bau pasta gigi. hehe), setelah menunggu sampai kering, lalu
dikeluarkanlah cetakan gigi saya. Loh? Jangan heran dulu. Dokter
mencetak gigi saya agar beliau dapat melihat dan mempelajari bentuk
rahang gigi saya. Setelah itu, dokter menyelipkan semacam karet permanen
(bukan behel) agar gigi tidak kaget dengan benda asing yang akan
dipasang nanti. Kira-kira sekitar 2 minggu saya memakai karet permanen
itu. Awalnya terasa nyeri saat mau makan. Saat itu saya menghindari
memakan daging, wortel, dan makanan keras lainnya. Maklum, belum
terbiasa. Hehehe. Setelah 2 minggu, saya kemudian memakai behel di
rahang atas. Karena harus berkala, dokter tidak langsung memasang behel
di kedua rahang saya. Baru setelah sebulan kemudian, lengkaplah sudah
behel dipasang dibagian rahang atas bawah saya. Saya harus kontrol
sebulan sekali ke RS. Bersihin karang gigi, ganti kawat, dan karetnya
supaya bracketnya tetep bersih. Kawatnya juga ga asal dipakein gitu aja.
Ada ketentuan-ketentuannya. Alhamdulillah sampe sekarang saya ga ada
masalah sama sariawan. Paling juga pas awal-awal ganti kawat, agak
sedikit nyeri kalo mau makan. Setelah itu udah ga lagi. Dokter saya itu the best
lah. Selain baik orangnya, suka becanda, dan perhatian sama pasiennya.
Pokoknya pelayanan di RS sangat memuaskan. Petugas-petugasnya ramah,
sopan, dan murah senyum. Saya juga seneng melihat perkembangan gigi saya, udah semakin rapat dan teratur.
Mudah-mudahan
tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda yang ingin memakai behel, agar
tidak sembarangan memasang behel. Sebaiknya, konsultasi dulu dengan
dokter ahli.
0 komentar:
Posting Komentar