Pages

Jumat, 28 Oktober 2011

behel untuk kesehatan

Wednesday, 23 March 2011


Behel untuk kesehatan dan bukan trend!

Haduhh saya jadi geleng-geleng sendiri waktu ngeliat ada temen di salah satu Social Networking yang mengupload bukti transaksi yang difotonya dan di tag kepada seseorang untuk memasang behel.


Kawat gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah behel sudah jauh dari manfaat yang sesungguhnya yaitu untuk merapihkan gigi serta memperbaiki suatu ketidakaturan pada gigi seseorang. Jika dahulu orang yang memakai behel dianggap kuno, cupu, ga gaul. Sekarang malah berbalik arah. Masyarakat, khususnya anak muda, pemakaian behel adalah suatu hal yang wajib bagi kalangan kelas atas. Kelas atas seperti apakah yang dimaksud? Mungkin dari segi ekonomi atau derajat seseorang. Seseorang yang memakai behel adalah mereka yang gaul, kaya, dan terpandang. Dan menurut saya, ini suatu hal yang tidak wajar karena masih banyak orang-orang yang ingin memakai behel demi alasan kesehatan giginya. Mereka mungkin ingin merapihkan giginya yang tidak teratur. Bukan karena mengikuti trend saat ini.

Yang lebih aneh lagi, sekarang harga behel yang mendadak turun bak kacang goreng. Tidak perlu datang ke dokter gigi spesialis Orthodontic melainkan ke ahli gigi yang semakin menjamur gara-gara trend behel saat ini. Yang saya baca dari sebuah blog, jangankan ahli gigi, seorang dokter gigi tidak serta merta dapat melakukan praktek kedokteran secara asal-asalan dan terang-terangan. Harus yang benar-benar specialist Orthodontic saja yang boleh melakukan pemasangan behel. Selain itu ia harus mengantongi surat izin sebelumnya. Yah, pemasangan behel tidak boleh sembarangan!

Sedikit berbagi pengalaman. Saya adalah seorang pemakai behel sejak November 2010. Tujuan saya adalah untuk merapihkan rahang gigi bagian atas agar sejajar dengan rahang bawah. Sebelum memutuskan untuk memakai behel, saya meminta pendapat orang tua dan sahabat-sahabat terdekat saya. Alhamdulillah, baik orang tua maupun sahabat-sahabat saya sependapat agar saya memakai behel. Selanjutnya, saya kemudian berkonsultasi dengan dokter gigi specialist Orthodontic di salah satu Rumah Sakit di Bandung, yang saya dapat dari rekomendasi teman saya. Sebelum benar-benar memasang behel, saya harus menjalani beberapa pemeriksaan dan perawatan terlebih dahulu. Yang pertama yaitu pemeriksaan radiologi/ronsen pada kepala saya untuk melihat bentuk dan kondisi gigi saya. Kemudian dokter menaruh semacam pasta gigi yang diolesi diseluruh bagian gigi saya (saya ga tau namanya apa, yang tercium oleh saya seperti bau pasta gigi. hehe), setelah menunggu sampai kering, lalu dikeluarkanlah cetakan gigi saya. Loh? Jangan heran dulu. Dokter mencetak gigi saya agar beliau dapat melihat dan mempelajari bentuk rahang gigi saya. Setelah itu, dokter menyelipkan semacam karet permanen (bukan behel) agar gigi tidak kaget dengan benda asing yang akan dipasang nanti. Kira-kira sekitar 2 minggu saya memakai karet permanen itu. Awalnya terasa nyeri saat mau makan. Saat itu saya menghindari memakan daging, wortel, dan makanan keras lainnya. Maklum, belum terbiasa. Hehehe. Setelah 2 minggu, saya kemudian memakai behel di rahang atas. Karena harus berkala, dokter tidak langsung memasang behel di kedua rahang saya. Baru setelah sebulan kemudian, lengkaplah sudah behel dipasang dibagian rahang atas bawah saya. Saya harus kontrol sebulan sekali ke RS. Bersihin karang gigi, ganti kawat, dan karetnya supaya bracketnya tetep bersih. Kawatnya juga ga asal dipakein gitu aja. Ada ketentuan-ketentuannya. Alhamdulillah sampe sekarang saya ga ada masalah sama sariawan. Paling juga pas awal-awal ganti kawat, agak sedikit nyeri kalo mau makan. Setelah itu udah ga lagi. Dokter saya itu the best lah. Selain baik orangnya, suka becanda, dan perhatian sama pasiennya. Pokoknya pelayanan di RS sangat memuaskan. Petugas-petugasnya ramah, sopan, dan murah senyum. Saya juga seneng melihat perkembangan gigi saya, udah semakin rapat dan teratur.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda yang ingin memakai behel, agar tidak sembarangan memasang behel. Sebaiknya, konsultasi dulu dengan dokter ahli.

0 komentar:

Posting Komentar